Apa yang ada di sisi-Nya tidaklah berkurang karena banyak diminta. Oleh karena itu, orang yang berinfak janganlah mengira bahwa pelipatgandaan tesebut merupakan bentuk berlebih-lebihan, karena tidak ada satu pun yang berat bagi Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan apa yang ada di sisi-Nya tidaklah berkurang karena sering memberi.
Adapun beberapa amalan jariyah lain yang Rasulullah sebutkan yaitu ilmu yang disebarluaskan, anak yang saleh, sungai untuk kepentingan umum, masjid dan bangunan untuk tujuan amal. Ganjaran yang kekal ini tentu menjadi motivasi yang besar bagi muslim untuk berwakaf.
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
وَمِنَ الْأَعْرَابِ مَنْ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَيَتَّخِذُ مَا يُنْفِقُ قُرُبَاتٍ عِنْدَ اللَّهِ وَصَلَوَاتِ الرَّسُولِ أَلَا إِنَّهَا قُرْبَةٌ لَهُمْ سَيُدْخِلُهُمُ اللَّهُ فِي رَحْمَتِهِ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
(six) Hendaklah orang yang mempunyai keluasan memberi nafkah sesuai kemampuannya, dan orang yang terbatas rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak membebani kepada seseorang melainkan (sesuai) dengan apa yang diberikan Allah kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan setelah kesempitan.”
Berinfaq juga bermaksud memberikan atau mengeluarkan infaq. Contohnya, "Dia akan tetap menginfaq sekadar yang mampu" atau here "Seseorang yang menginfaq untuk mencari keredaan Allah" dan "Mereka akan menginfakkan semua keuntungan itu kepada ahli ibadat, ahli zuhud dan ulama".
Dalam menafsirkan ayat di atas, Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata : “Betapapun sedikit apa yang kamu infakkan dari apa yang diperintahkan Allah kepadamu dan apa yang diperbolehkanNya, niscaya Dia akan menggantinya untukmu di dunia, dan di akhirat engkau akan diberi pahala dan ganjaran, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits ..”[2]
قُلْ لِعِبَادِيَ الَّذِينَ آمَنُوا يُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُنْفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لَا بَيْعٌ فِيهِ وَلَا خِلَالٌ
Your browser isn’t supported any more. Update it to find the greatest YouTube working experience and our newest features. Learn more
Your generous donation will make certain The supply of Quranic methods for generations to come, enriching life, nurturing faith, and strengthening our Local community’s relationship towards the divine word of Allah.
Pada zaman contemporary seperti sekarang, wakaf berupa Alquran tidak harus dalam wujud fisik secara langsung, tetapi berupa uang yang disetorkan ke lembaga. Kemudian, lembaga pengelola wakaf tersebut akan membelanjakan uang untuk membeli Alquran wakaf.
Kami kemukakan di sini tafsiran ayat 261-262 daripada Surah al-Baqarah bagi menjelaskan lagi gambaran tentang kelebihan serta keistimewaan bagi mereka yang bersedekah dan berinfaq pada jalan Allah.
قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
Sayyid Qutub berkata: “Perbuatan mengungkit-ungkit pemberian itu adalah satu sifat yang amat dibenci dan satu perasaan yang hina dan rendah. Seseorang itu tidak akan mengungkit pemberiannya melainkan kerana ingin menunjukkan kelebihannya yang palsu atau kerana ingin menghinakan penerimaannya atau kerana ingin menarik perhatian orang ramai. Di sini jelaslah bahawa tujuan pemberiannya ialah kerana manusia bukannya kerana Allah. Seluruh perasaan yang buruk ini tidak timbul di dalam hati yang baik dan tidak terlintas di dalam hati yang mukmin.